Jakarta – Pernahkah bertemu seseorang yang sangat mirip dengan dirimu? Atau seseorang menyamakan dirimu dengan orang lain? Atau justru kamu yang salah mengenali seseorang karena ada yang begitu mirip?
Hal itu memang tak jarang terjadi di kehidupan. Bahkan ada dua sosok yang menjalani kehidupan berbeda tetapi mirip bak kembar identik.
Misalnya Raffi Ahmad dan Dimas Ahmad, atau Putri Delina dengan seorang gadis di TikTok yang sangat mirip dengannya. Keduanya memiliki kehidupan berbeda tapi punya wajah yang hampir serupa.
Lalu benarkah setiap manusia pasti memiliki kembaran dalam hidupnya? Begini penjelasan ilmuwan dikutip dari Live Science, Sabtu (4/3/2023).
Alasan Seseorang Bisa Mirip bak Kembar
Michael Sheehan, asisten profesor neurobiologi dan perilaku di Cornell University menjelaskan ada kemungkinan seseorang bisa mirip dengan orang lain bak kembar. Alasannya karena terbatasnya jumlah gen yang mempengaruhi pembentukan wajah.
Untuk mempermudahnya, Michael mengibaratkan dengan permainan kartu bergambar. Bila dikocok berkali-kali ada kemungkinan kita mendapatkan kartu dengan gambar yang sama. Namun kartu-kartu yang ada dalam tumpukan tersebut sangat banyak.
Hanya saja hingga kini para ilmuwan tak tahu berapa banyak gen yang berperan dalam menentukan bentuk wajah atau ruang di antara mata manusia.
“Terdapat jumlah besar gen yang berkontribusi pada hal-hal seperti struktur wajah dan, tentu saja, warna rambut, mata, dan kulit, yang semuanya sangat bervariasi,” ujar Dr. Arthur Beaudet, profesor genetika molekuler dan manusia di Baylor College of Medicine Houston, Amerika Serikat.
Ia menambahkan proses evolusi juga menjadi faktor seseorang bisa memiliki ‘kembaran‘.
Untuk mengetahuinya, Michael Sheehan melakukan penelitian yang diterbitkan di jurnal Nature Communications. Ia menemukan bila wajah manusia sangatlah bervariasi dan ditemukan banyak gen baru yang berkaitan dengan penampilan.
Orang asing tentu saja akan tidak lebih mirip dibandingkan keluarga. Tetapi wajah manusia dapat diwariskan.
Terlebih bisa mereka yang kembar menikah dan bereproduksi memiliki keturunan baru. Dari proses tersebut, gen bisa berkembang luas.
Dengan demikian wajar bila orang asing bisa mirip satu sama lain. Mungkin tanpa diketahui, mereka memiliki hubungan yang dekat baik kekeluargaan ataupun nenek moyang.
Etnis Ikut Mengambil Peran
Tak hanya penjelasan sebelumnya, etnis juga menjadi faktor seseorang bisa memiliki kembaran. Orang-orang dari etnis yang sama biasanya memiliki seperangkat gen dibandingkan mereka dari etnis lain.
Misalnya, orang Asia Selatan biasanya memiliki rambut gelap dan kulit kecoklatan dan orang Skandinavia biasanya memiliki rambut pirang dan kulit terang.
“Anda tidak akan menemukan orang Asia dan Eropa yang terlihat hampir identik. Mereka yang terlihat mirip, akan memiliki pembagian genetik yang cukup,” ujar Dr. Arthur Beaudet.
Meskipun begitu “etnis” menjadi konsep yang rumit bila disangkutpautkan dengan kemiripan seseorang. Tak seperti genetik.
Namun, gagasan tentang orang-orang yang berbagi gen sama karena masalah geografi kini semakin kacau karena pertumbuhan populasi manusia. Pertumbuhan populasi manusia yang masif menyebabkan mutasi genetik baru muncul, berakar, dan menjadi ciri etnis baru.
Kini, setidaknya populasi manusia yang hidup di bumi mencapai 7 miliar. Akibatnya, garis keturunan yang murni semakin kabur sehingga seseorang menemukan kembaran yang mirip di kehidupan ini sangatlah mungkin terjadi.
“Jika Anda bertemu dengan banyak orang, Anda mungkin akan bertemu dengan seseorang yang tidak terlihat begitu berbeda dengan diri Anda sendiri,” tutup Michael Sheehan.